Sunday, April 15, 2012

Rindu

Datang begitu saja. Tidak melihat tempat dan suasana. Membakar habis waktu dan menimbulkan perasaan yang begitu menggebu.
Rindu itu indah tapi sedikit banyak membuat lelah. Menyiksa batin. Membuat pikiran jauh melayang ke sebuah objek yang ada di dalam angan.

Rindu.

Seperti jurang yang tiada bertepi. Sekali terjatuh, bahkan tidak tahu kapan kita akan mati. Tidak mempunyai dasar. Hanya membuat rasa tidak karuan yang berakar.

Rindu.

Pasti pada sebuah kenangan.
Entah pada romansa suasana, atau mungkin pada rona pesona dia yang kita puja.
Begitu hebatnya. Begitu dahsyatnya.
Bahkan kita bisa tertawa dan menangis hanya dalam sekejap mata. Lebih dari itu, rindu dapat menimbulkan amarah karena susah tergapai meski dengan jerih payah.

Rindu.

Pada sesuatu yang telah menghilang entah ke mana perginya. Pada seseorang yang hanya beberapa kali bertemu, namun wajahnya melekat erat dalam setiap kedipan mata. Pada setiap jengkal suasana, yang tidak mungkin lagi dapat terulang meski kita terus membanting tulang.

Rindu.

Masa lalu di mana kita hanya mengingat untuk sekali waktu. Memberikan perasaan haru.

Aku merindukanmu, merindukannya, merindukan kalian, merindukan setiap celah kenangan di saat itu.

- FHM -

Lembayung Pelangi

Lembayung pelangi itu datang lagi
Membawa raga menyentuh sukma, Pergi ke angkasa bersama alunan sejuta nada
Nada merdu, Nyanyian kalbu

Anak-anak yang berlarian menuju kaki pelangi,
Tertawa riang dengan wajah yang berseri
Mereka menari bersama angin sejuta peri
Lembayung pelangi, selalu hadir bersama bidadari

Suatu saat, aku pasti akan pergi
Menuju kaki pelangi
Menelusuri lembayung jingga dengan penuh arti

Ya, aku pasti akan pergi
Menuju hari indah, yang bukan lagi seperti hari ini

Lembayung pelangi
Akan  membawaku pergi bersama wangi

- FHM -

Monday, April 2, 2012

Jingga

Jingga,
Biarkan ku menyebutmu
Persis seperti langit sore yang menyala
Terlihat bagai warna lampu taman yang bercahaya
Atau bunga-bunga yang bermekaran bersama di kala senja

Pun warnamu,
Jingga tua yang menggoreskan noda merengkuh dada
Terikat senyum manis berparas teduh
Merangkul bahu terpaku asmara yang membara

Jingga,
Ibarat bola matamu yang meradang sukma
Bolehkah ku miliki warnamu
Untuk kupadukan bersama kasih yang berwarna putih

-FHM-

Malam

Saat bintang bertabur
Saat bulan bersambut
Dan saat gelap berselimut

Jagat raya menari dalam indahnya suasana lampu temaram

Bintang merona dan menyala
Bulan redup bagai memandang penuh sirat
Hembusan angin yang bertaut, apakah membisik dirimu?
Bersama sinaran teduh temaram pun kau tersenyum

Meraih tawa riuhmu,
Menggapai pesonamu

Bersama malam, aku berpangku
Seraya menyembulkan segurat rindu yang menggebu

-FHM-

Sunday, April 1, 2012

Senandung Pagi

Dalam gelapnya langit
Dalam setiap sejuk yang menyelimuti
Dalam dinginnya yang menyapa
Kau hadir di setiap riuhnya kicauan burung

Dalam hembusan nafasku,
Kau ikut bersinar bersama sang batara surya yang terseruak
Kau bersenandung dalam anganku
Kau,
Kau hadir dalam setiap senandung pagi
Kau yang selalu kutunggu

-FHM-