Saturday, July 21, 2012

Mimpi

Angin yang menderu lembut, mengusap wajah yang nampak begitu berseri. Rasanya hangat. Mentari senja memang selalu hangat.
Taman ini begitu besar. Begitu ramai.
Suara alunan musik yang mendayu, akan membuat siapa saja yang mendengar langsung ingin menyandarkan tubuhnya pada sebuah kursi kayu yang berada di taman ini. Suara nyanyian gadis di sana pun begitu merdu selaras dengan petikan gitar yang siap merelaksasikan setiap jiwa.
Sedetik pejaman mata, seperti mampu menghapuskan kendala yang singgah.

Hanya sebuah mimpi yang dapat membawaku berada di sini. Di taman ini.

Gedung-gedung bertingkat di belakang sana, seperti sebuah latar belakang yang menjadi saksi. Semu.

Tubuhmu hangat. Seperti mentari senja hari ini.
Dalam bidangnya pelukmu, kau menyandarkan kepalaku. Sambil mendengarkan irama, kau tersenyum.
Aku tak dapat berkata. Hanya mampu menikmati aroma tubuhmu yang wangi. Menikmati setiap keindahan ciptaan Tuhan di dalam setiap garis wajahmu.

Jangan berbicara. Aku hanya ingin menikmati setiap romansa ini dalam diam.

Mengerti, bahwa semua ini hanya mimpi di malam ini. Karena saat deringan waktu berbunyi, semua akan sirna. Dan aku akan tetap sendiri. Di balik selimut dalam ruang kecil dan gelap ini.

No comments:

Post a Comment